Kehandalan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) dalam hal rekayasa teknologi tak terbantahkan lagi. Kali ini,
BPPT berhasil mendampingi Kabupaten Bantaeng membudidayakan Ikan Nila Salina,
salah satu hasil rekayasa di bidang pangan perikanan. Keistimewaan ikan
Nila Salina hasil rekayasa anak bangsa ini adalah mampu hidup di air asin,
bahkan dibudidayakan di laut.
Kepala
BPPT Unggul Priyanto dalam kunjungan kerjanya ke Bantaeng mengatakan pihaknya
akan menambah skala pembenihan Ikan Nila Salina. "Kami upayakan
pembenihan ini nantinya berskala besar, sampai
tingkat industri," ungkap Kepala BPPT di Kantor
Bupati Bantaeng.
Unggul kemudian menyatakan rasa optimisnya bahwa Tahun
2016 ini jajarannya mampu memperbanyak jumlah pembenihan Ikan Nila Salina
untuk dibudidayakan di Bantaeng. "BPPT berkomitmen untuk selalu
mendampingi Bantaeng. Terkait Technopark Bantaeng, bersama sama kami berusaha
wujudkan utk menjadi Technopark percontohan di Indonesia," tegasnya.
Di tempat yang sama, Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah
menuturkan awalnya masyarakat kurang begitu menyukai Ikan Nila. Disebut Nurdin,
penduduk setempat menganggap Ikan Nila baunya tidak sedap dan rasanya juga
tidak gurih. Namun dengan adanya bantuan benih dan indukan dari BPPT yang
berjumlah sekitar 1600 ekor, masyarakat pun berubah pendapat dan sekarang sudah
ada yang memiliki benihnya untuk dikembangkan.
"Alhamdulillah kerjasama Pemda Bantaeng dengan BPPT
telah kita rasakan manfaatnya. Bersama BPPT, dengan adanya Program TechnoPark,
kami berharap Bantaeng dapat ikon di Indonesia Timur, khususnya dalam
pengembangan benih budidaya pertanian maupun benih budidaya perikanan,"
ungkap Nurdin saat menerima kunjungan rombongan kepala BPPT.
0 komentar:
Posting Komentar